Umbu Sangaji, Tokoh Adat yang Menolak Kawin Tangkap

Namanya Umbu Sangaji, seorang tokoh adat Sumba Tengah yang berasal dari Desa Tana Modu, Kecamatan Katiku Tana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah. Umbu Sangaji adalah satu dari sekian banyak tokoh adat yang menolak praktik kawin tangkap.

Pada 11 Mei 2024 lalu, Umbu Sangaji bersama tokoh adat lainnya, pemerintah, LSM lokal, dan para penyintas kawin tangkap, menyepakati sebuah dokumen yang menolak praktik kawin tangkap. Dokumen itu bernama dokumen kesepakatan bersama untuk menolak praktik kawin tangkap di kabupaten Sumba Tengah.

Dalam pandangannya, Umbu Sangaji mengatakan bahwa kawin tangkap bukanlah tradisi leluhur yang mulia. Kata aslinya bukan Kawin tangkap melainkan palai ngidung atau palai ngidi, bukan penculikan sewenang-wenang. Jika terjadi penyimpangan pelaku harus membayar denda adat. "Hirak maruatu, bera aru wai," sebanyak 11 ekor hewan, ditukar 1 ekor babi dan selembar kain, yang dikenal sebagai "kaba rau kalowu, wawi loku tana." Ini menunjukkan bahwa adat tetap memberi konsekuensi tegas pada penyimpangan.

Meskipun kawin tangkap yang dulu dipandang sebagai pelanggaran adat, namun masih dilakukan dengan cara yang beradab, pergeseran nilai dan tata pelaksanaan kawin tangkap saat ini sangat biadab. Nilai filosofisnya, Umbu menegaskan, adalah pelajaran menjaga martabat perempuan. Dalam tradisi lama, tidak sembarang orang boleh menangkap perempuan, apalagi jika melanggar adat dan norma lainnya.

Namun, dalam praktik modern banyak korban mengalami penangkapan secara paksa, diculik, dilecehkan l, bahkan dinistakan, yang membuat perkawinan orang Sumba, khususnya di Sumba Tengah ini berubah makna. "Kalau ada yang mengatakan kawin tangkap adalah budaya itu adalah budaya yang biadab. Orang Sumba yang beradab tidak melakukan itu," tegas Umbu Sangaji.

.

Kisah Kawin Tangkap bisa ditonton di sini:

https://youtu.be/s23Q2o8mWIQ?si=0g-l6p9jTIOro_e9